Jurnal Agroindustri Pangan http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri <p>Jurnal Agroindustri Pangan (ISSN 2964-8343) merupakan publikasi ilmiah yang dikelola oleh Program Studi Agroindustri Pangan, Jurusan Agribisnis, Politeknik Negeri Sambas. Ruang lingkup jurnal berkaitan dengan Teknologi Pangan, Pangan Fungsional, Gizi Pangan, Teknologi Hasil Pertanian, Rekayasa Sistem Agroindustri, Teknologi Proses Agroindustri, Manajemen Agroindustri dan penelitian lainnya yang berkaitan dengan industri pangan. Jurnal ini bertujuan untuk memfasilitasi penyebaran hasil penelitian oleh peneliti, dosen, mahasiswa, praktisi industri, dan pihak umum lainnya. Jurnal Agroindustri Pangan terbit sebanyak 3 kali dalam satu tahun yaitu Bulan Maret, Juli dan November.</p> <p>&nbsp;</p> en-US editorialjap@gmail.com (Editorial Board JAP) gustirandy@gmail.com (Randi) Mon, 17 Mar 2025 00:00:00 +0000 OJS 3.1.2.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PENGARUH BIOKOAGULAN DARI KULIT PISANG KEPOK DAN BIJI KELOR TERHADAP KUALITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri/article/view/989 <p><em>Tofu wastewater contains highly organic compounds such as proteins, fats, and carbohydrates. Without proper treatment, it can cause negative environmental impacts such as groundwater ecosystem disruption, unpleasant odors, and a source of disease. Coagulation-flocculation was one of the methods that could reduce pollutants in wastewater. This study aims to determine the effectiveness of kepok banana peel and moringa seeds as bio-coagulants in tofu wastewater treatment. The research tested various doses of the bio-coagulants from kepok banana peel and moringa seeds, specifically 2, 3, 4, 5, and 6 g/L, with a sedimentation time of 24 hours. Bio-coagulant </em>(<em>moringa seed) usage in a dose of 4 g/L has the highest impact on tofu wastewater. Moringa seeds bio-coagulant increased pH to 4.48, turbidity reduction was 90.67%, COD reduction was 75%, and the TSS reduction was 98.02%.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <strong><em>Biocoagulant; Tofu Wastewater; Kepok Banana Peel; Moringa Seed</em></strong></p> <p><em>&nbsp;</em></p> Syukma Ba'adilla, Aditya Wahyu Nugraha, Untung Trimo Laksono Copyright (c) 2025 Jurnal Agroindustri Pangan http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri/article/view/989 Mon, 17 Mar 2025 15:27:43 +0000 EFEK PENAMBAHAN TEPUNG SAGU TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN DENCIS http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri/article/view/954 <p><em>This study aims to evaluate the impact of sago flour addition on the physicochemical and organoleptic characteristics of dencis fish crackers (Decapterus macrosoma). The crackers were produced with varying concentrations of sago flour at 0% (B1), 20% (B2), 40% (B3), and 60% (B4), employing an experimental approach based on a Completely Randomized Design (CRD). The analysis results indicated that the water content of the crackers increased with higher concentrations of sago flour, while the ash content exhibited a decreasing trend. Additionally, the fat content increased; however, both the swelling volume and oil absorption capacity decreased. The hedonic test results revealed that panelists exhibited a preference for crackers made exclusively from tapioca flour (B1), with a notable decline in preference for color, taste, and crispiness as the concentration of sago flour increased. These findings suggest that utilizing sago flour in reduced quantities or in combination with other flours may enhance the quality of the crackers. It is recommended that future research explore alternative formulations for the crackers and investigate different cooking methods to achieve optimal gelatinization of sago starch.</em></p> Mulyana, Lia Angraeni, Nafisah Eka Puteri Copyright (c) 2025 Jurnal Agroindustri Pangan http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri/article/view/954 Mon, 17 Mar 2025 15:28:35 +0000 PEMBUATAN NORI RUMPUT LAUT (EUCHEUMA SPINOSUM) DENGAN PENAMBAHAN DAUN SINGKONG http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri/article/view/991 <p><em>This research aims to develop a formulation that combines Eucheuma spinosum seaweed and cassava leaves to produce nori with optimal physicochemical and sensory characteristics. The method used used a completely randomized design (RAK) method with five different formulations of seaweed and cassava leaves in varying ratios, namely (60:40), (65:35), (70:30), (75:25), and (80:20). Parameters tested include water content, ash content, crude fiber content, color intensity, and organoleptic tests (color, texture, taste and aroma) to determine the best formulation. The results showed that the formulation (65 seaweed and 35 cassava leaves) achieved the best balance of physicochemical characteristics, with a water content of 9.6%, ash content of 22.7%, and crude fiber content of 21.15%. This innovative combination of Eucheuma spinosum and cassava leaves not only produces quite good quality nori but also supports food diversification based on local ingredients, increasing the value of agricultural commodities in Indonesia.</em></p> Muhammad Faishal Ammar Faishal, Maherawati, Lucky Hartanti Copyright (c) 2025 Jurnal Agroindustri Pangan http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri/article/view/991 Mon, 17 Mar 2025 15:29:21 +0000 KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK MULTIGRAIN RICE DARI PANGAN LOKAL http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri/article/view/979 <p>Beras merupakan sumber energi yang baik dan penting, namun diversifikasi dengan bahan pangan lain seperti multigrain dapat memberikan manfaat kesehatan yang lebih lengkap dan seimbang. Salah satu jenis produk multigrain adalah beras multigrain. Potensi beras multigrain dapat berasal dari pangan lokal yang melimpah di Indonesia. Beberapa pangan lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai beras multigrain adalah jagung, kedelai, dan kacang hijau. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh formulasi yang menghasilkan beras multigrain terbaik berdasarkan karakteristik kimia dan organoleptik. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan yaitu perbedaan formulasi beras multigrain yang terdiri dari 4 taraf perlakuan. Analisis data menggunakan <em>analysis of variance </em>(ANOVA). Data akan dianalisis lebih lanjut jika terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% (α= 0,05%). Analisis data untuk uji organoleptik dilakukan dengan <em>Kruskal-Wallis </em>(<em>Analysis of variance on ranks</em>). Perlakuan terbaik akan ditentukan dengan menggunakan metode indeks efektifitas De Garmo <em>et al.</em>, (1984). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi beras multigrain yang memperoleh perlakuan terbaik adalah formulasi beras (40%) : jagung (30%) : kedelai (20%) : kacang hijau (10%) dengan kadar air sebesar 50,41%, kadar abu sebesar 2,48%, kadar lemak sebesar 9,48%, kadar protein sebesar 9,13%, kadar karbohidrat sebesar 16,29%, dan nilai organoleptik rasa sebesar 4,33, tekstur sebesar 4,23, aroma sebesar 3,80, dan kesukaan keseluruhan sebesar 4,30.</p> Abdi Laksono, Maherawati, Nur Endah Saputri Copyright (c) 2025 Jurnal Agroindustri Pangan http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri/article/view/979 Mon, 17 Mar 2025 15:30:05 +0000 ANALISIS INDIKATOR KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MELAWI DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri/article/view/980 <p>Ketahanan pangan merupakan situasi ketika setiap rumah tangga memiliki kapasitas fisik atau ekonomi yang memadai untuk mengakses pangan bagi semua anggota keluarganya. Kabupaten Melawi menjadi salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang mempunyai kecamatan rentan pangan berdasarkan hasil analisis FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas) tahun 2022. Tujuan penelitian untuk mendapatkan indikator-indikator penting yang mempengaruhi kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Melawi dengan metode analisis PCA. Hasil dari penelitian ini diketahui terdapat lima variabel penting mempengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Melawi. Lima variabel tersebut terbagi menjadi dua faktor, yaitu Faktor 1 (Infrastruktur dan Pendapatan) yang terdiri dari indikator persentase rumah tangga tanpa akses listrik, persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan dan persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih. Faktor 2 (Kondisi Ekonomi dan Pendidikan) terdiri dari indikator persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk pangan &gt; 65% terhadap total pengeluaran dan rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 tahun.</p> brigitta ersa pancarwani, Maherawati, Oke Anandika Lestari Copyright (c) 2025 Jurnal Agroindustri Pangan http://bedar.poltesa.ac.id/index.php/Agroindustri/article/view/980 Mon, 17 Mar 2025 15:30:52 +0000